Suka Sarapan dengan Susu? Ternyata Ini Akibatnya pada Gula Darah
27 November , 2018

Mungkin banyak yang bertanya apakah aman untuk penderita diabetes rutin minum susu atau produk olahan susu. Sebuah studi terbaru justru menunjukkan bahwa minum susu di pagi hari saat sarapan dapat menurunkan level gula darah sepanjang hari. Hal ini tentu menjadi kabar baik untuk para penderita diabetes tipe 2.
Menurut penelitian yang diterbitkan Journal of Dairy Science tersebut, meminum susu tinggi protein pada saat sarapan juga dapat menurunkan risiko obesitas dengan mengurangi nafsu makan yang berlebihan saat makan siang. Menurut pemimpin penelitian tersebut, Dr. Douglas Goff dari University of Guelph, Kanada, penemuan ini dapat menjadi kunci untuk menurunkan angka penyakit yang berhubungan dengan metabolisme pada masyarakat global melalui diet.
Pada studi tersebut, Goff dan rekan penelitinya memeriksa efek dari meminum susu tinggi protein pada waktu sarapan ditambah dengan sereal tinggi karbohidrat. Peneliti mencari akibat dari sarapan tersebut dengan kadar gula darah, rasa kenyang, dan jumlah makanan yang dikonsumsi partisipan pada hari tersebut.
Penelitian ini dilakukan pada 32 partisipan. Mereka diwajibkan untuk meminum susu sebanyak 250ml saat sarapan. Namun, susu tersebut tidak semuanya sama. Peneliti tidak memberitahukan partisipan bahwa ada tiga jenis minuman yang disajikan, yaitu susu tinggi protein, susu dengan kadar protein yang normal, dan air biasa yang dibuat menyerupai susu.
Selain susu, peneliti juga memberikan sereal untuk sarapan partisipan. Sepanjang hari, kadar gula mereka kemudian diukur untuk dapat dilihat efeknya.
Peneliti menemukan bahwa protein whey dan casein yang ada pada susu menjadi faktor kunci. Protein tersebut melepaskan hormon yang memperlambat proses pencernaan karbohidrat dan meningkatkan rasa kenyang. Karena itu lah, risiko obesitas juga akan menurun dikarenakan nafsu makan dapat menurun secara signifikan sepanjang sisa hari.
Goff menuturkan bahwa studi ini mengonfirmasi tentang pentingya susu saat sarapan untuk membantu perlambatan penyerapan karbohidrat dan menurunkan level gula darah. Goff menambahkan, studi ini juga seharusnya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingya untuk menambahkan susu dalam diet sehari-harinya.
Beberapa penelitian sebelumnya juga sudah menunjukkan pentingnya mengonsumsi protein tinggi yang ditemukan dalam produk susu dan olahan susu. Contohnya, studi yang dilakukan peneliti Tel Aviv University pada tahun 2016 menemukan bahwa whey atau dadih – yang merupakan produk sampingan dari keju dan olahan susu lainnya – sangat efektif untuk mengendalikan kadar gula darah, bahkan lebih efektif dibanding sumber protein lain, seperti telur dan kedelai.
Studi lainnya yang diterbitkan pada tahun 2014 bahkan menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara pengonsumsian yogurt – yang merupakan produk olahan susu – dengan menurunnya risiko menderita diabetes tipe 2. Walaupun perlu dilakukan studi yang lebih panjang lagi mengenai hal ini, setidaknya studi ini bisa menjadi sinyal yang cukup baik mengenai manfaat produk susu.
Meski tidak menderita diabetes, semua orang butuh untuk mengonsumsi susu, produk olahannya, ataupun produk alternatif seperti kedelai. Produk-produk ini dapat berbentuk susu murni, keju, yogurt, dan lainnya. Produk tersebut mengandung protein dan vitamin yang penting untuk tubuh dan tulang. Tetapi, yang harus diperhatikan adalah beberapa produk olahan susu dapat mengandung lemak yang tinggi, termasuk lemak jenuh.
Hendaknya kita dapat bijak untuk memilih produk susu dan olahan susu yang rendah lemak. Pengonsumsian lemak secara berlebihan dapat menaikan berat badan, kemudian lemak jenuh juga dapat menaikkan kadar kolesterol yang bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Jika Anda sudah memiliki kondisi diabetes sebelumnya, risiko untuk terkena penyakit-penyakit kardiovaskular bahkan lebih meningkat.
Selain memilih produk-produk susu yang rendah lemak, porsi susu yang dikonsumsi setiap harinya juga harus dijaga. Usahakan untuk mengonsumsi sekitar tiga porsi susu atau produk olahan susu setiap harinya. Satu porsi produk susu sama dengan 190ml susu, secangkir yogurt, atau 30gr keju.
Kadar gula darah yang diukur berdasarkan Glycemic Index (GI) memang dapat meningkat dalam tempo cepat, sedang, atau lambat akibat makanan. Karbohidrat dicerna dan diserap pada kecepatan tertentu dan GI menggambarkan seberapa cepat makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat menyebabkan kadar gula darah naik setelah dikonsumsi. Susu dan produk olahan susu sendiri umumnya mempunyai GI yang rendah, artinya kenaikan gula darah setelah konsumsi susu cenderung dalam tempo lambat.
Selain mengonsumsi susu, Anda juga sebaiknya mengimbangi usaha untuk mengontrol gula darah dengan aktivitas fisik. Aktivitas fisik akan membantu pembakaran karbohidrat menjadi energi. Jika perlu, Anda juga bisa menambahkan suplemen ke dalam diet harian Anda, yaitu Konilife Glucotrim.
Konilife Glucotrim merupakan suplemen pengontrol gula darah yang terbuat dari bahan alami. Kandungan Phaseolus Vulgaris dan Chromium Picolinate secara aktif berfungsi untuk menghambat enzim Alpha Amilase, zat yang mengubah karbohidrat menjadi gula. Selain itu, kandungan Konilife Glucotrim juga merangsang produksi insulin yang berfungsi untuk mengendalikan gula darah. Konsumsi Konilife Glucotrim secara rutin dua kali sehari untuk dapatkan hasil optimal.