Lakukan Hal Ini Jika Ingin Jadi Lansia Yang Sehat dan Bebas Pikun
30 August , 2017

Menjadi Lansia adalah sebuah fase hidup yang akan dilewati semua orang. Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (Infodatin) 2016 tentang “Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia”, mereka yang disebut Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
Penuaan akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, tidak hanya soal kesehatan, tapi juga aspek sosial dan ekonomi. Dari segi kesehatan, semakin bertambahnya usia maka lebih rentan terhadap berbagai keluhan fisik dan psikis.
Bertambahnya umur dan proses penuaan membuat Lansia mengalami penurunan fungsi fisiologis. Hasil Riskedas (Riset Kesehatan Dasar) 2013 menyebutkan, penyakit terbanyak pada lansia adalah hipertensi, artritis, stroke, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan diabetes mellitus.
Meski banyak penyakit yang menghantui Lansia, Lansia bisa tetap hidup sehat tanpa harus menjadi beban orang lain. Caranya ialah dengan menjadi Lansia yang berkualitas.
Fakta tentang lansia di Indonesia
- Populasi Lansia di indonesia diprediksi meningkat lebih tinggi dari pada populasi Lansia di dunia setelah tahun 2100
- Di Indonesia, Lansia lebih banyak perempuan. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki harapan hidup lebih tinggi dibanding laki-laki
- Angka Beban Tanggungan Indonesia sebesar 48, 63 %. Itu artinya setiap 100 orang penduduk yang masih produktif akan menanggung 48 orang yang tidak produktif di Indonesia.
Mewujudkan Lansia yang Sehat dan Berkualitas
Lansia sering dikaitkan dengan kondisi yang tidak berdaya karena pada umumnya memiliki banyak keluhan kesehatan. Padahal, Lansia sebenarnya dapat berdaya dan bermanfaat bagi sesama. Kesehatan dan produktivitas akan membantu Lansia menjadi pribadi yang mandiri, berkualitas dan memiliki hidup yang sejahtera.
Kesehatan dan kesejahteraan dapat diraih Lansia apabila tetap aktif beraktivitas dan selalu mengembangkan potensi diri. Dengan menjadi Lansia yang berkualitas, Lansia tidak akan menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat. Lantas apa saja yang dapat dilakukan?
- Periksa Kesehatan
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur, sekurang-kurangnya 1 tahun sekali, untuk deteksi dini terhadap penyakit kronis. Gunakan obat sesuai anjuran petugas kesehatan. - Lakukan kegiatan yang mengasah otak
Kesehatan otak dapat terus diasah dengan melakukan kegiatan seperti bermain catur, membaca buku, menari, bermain musik, bercerita, dan bersosialisasi. - Kembangkan hobi sesuai kemampuan
Kesibukan dapat membantu Lansia menjaga kestabilan emosinya. Akan tetapi, jangan sampai kesibukan yang dilakukan terlalu memforsir tenaga dan pikiran. - Konsumsi makanan bergizi seimbang
Makanlah beraneka ragam makanan sesuai kebutuhan gizi dan kondisi kesehatan yang mengandung sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kurangi makanan yang terlalu gurih, manis dan berminyak. - Tidak merokok dan minum alkohol
Rokok dan alkohol punya banyak dampak buruk bagi kesehatan. Terutama mereka yang menjadikan kebiasaan ini sejak usia muda. Berhentilah sebelum beragam macam penyakit menyerang. - Perbanyak relasi sosial dan hubungan yang harmonis
Memiliki teman dan hubungan yang harmonis dengan pasangan akan membuat Lansia lebih bahagia. Kebahagiaan batin dapat membuat tubuh lebih sehat. Berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar akan membantu otak Lansia untuk selalu aktif. - Kelola stres dengan baik
Kesehatan mental berdampak pada kesehatan fisik dan sebaliknya. Stres yang tidak dikelola akan menyebabkan kondisi depresi dan mengundang banyak penyakit. - Lakukan aktivitas fisik ringan 30 menit sehari
Aktivitas fisik ringan yang dapat dilakukan ialah seperti berjalan, senam, berenang, atau melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, dan sebagainya. Lakukan sekurangnya 30 menit sehari dan 3 kali seminggu. - Senam Lansia secara teratur
Senam dapat membantu membuat tubuh menjadi lebih kuat, mencegah tulang keropos, meningkatkan mood (suasana hati), serta melatih keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan senam yang dapat dilakukan Lansia antara lain: mengangkat lengan (dengan menggenggam barbel atau botol berisi air), mengangkat kaki ke belakang (tanpa harus menekuk lutut), berdiri dengan satu kaki, serta meregangkan pergelangan kaki dan leher.
Osteoporosis dan Demensia pada Lansia
Usia senja rentan terkena penyakit osteoporosis. Di Amerika Serikat, osteoporosis menyerang lebih dari 50 % penduduk di atas umur 75 - 80 tahun. Osteoporosis tidak mudah dideteksi secara dini, sehingga penderitanya baru merasakan gejalanya di usia 50 tahun ke atas. Untuk membantu menjaga kepadatan tulang, Anda dapat mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D. Bila perlu tambahkan dengan suplemen Konilife Bone.
Di dalam Konilife Bone terdapat kalsium organik yang bersumber dari alga laut yang dapat membantu memperlambat osteoporosis dan membantu proses pembentukan tulang yang patah atau retak (akibat kecelakaan). Konilfe Bone juga mengandung vitamin D dan magnesium yang membantu menjaga kekuatan tulang dan gigi, serta Zinc yang membantu menstimulasi pembentukan tulang baru.
Selain osteoporosis, Demensia, khususnya Alzheimer juga masih menjadi penyakit yang kerap menyerang para Lansia. Demensia disebabkan oleh kerusakan sel-sel otak yang memiliki fungsi kognitif dan mental. Gejala awal Demensia ditandai dengan mudah lupa, gangguan dalam berbahasa, disorientasi (waktu, tempat, orang), kesulitan mengambil keputusan, kemunduran (motivasi, inisiatif, minat), serta adanya tanda-tanda depresi.
Untuk membantu meningkatkan daya ingat pada Lansia, selain melakukan kegiatan yang mengasah otak, dapat ditambah dengan suplemen Konilife Focus. Konilife Focus mengandung bahan-bahan alami yang membantu meningkatkan daya ingat seperti: Huperzia serrata yang efektif meningkatkan kemampuan memori, Curcuma xanthorrhiza extract (ekstrak temulawak) yang baik untuk melindungi susunan saraf dan Magnesium oxide yang dapat memelihara proses metabolisme dalam otak.
Sumber:
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (Infodatin) 2016 tentang “Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia”
http://www.alodokter.com/ini-gerakan-senam-lansia-yang-membantu-tubuh-tetap-bugar
http://www.depkes.go.id/article/print/16053000001/lansia-sehat-lansia-aktif-mandiri-dan-produktif.html